Kunjungan Persahabatan Siswa Sekolah Haruhigaoka Jepang
Hari Jumat(10/8) SMA Negeri 2 Tangerang Selatan kedatangan tamu dari negeri matahari terbit, Jepang. Acara ini merupakan kunjungan balasan dari siswa – siswi Moonzher yang tahun lalu datang ke SMA Haruhigaoka. Ini kali kedua Haruhigaoka sebagai bentuk kerjasama diantara kedua sekolah sahabat.
Kedatangan siswa siswi Haruhigaoka disambut dengan tarian selayang pandang oleh tim Getarnas moonzher. Siswa Haruhigaoka pun juga turut diajak untuk menari bersama. Usai acara penyambutan, rombongan diajak menuju ke Gedung Serba Guna untuk disuguhi acara utama.

Acara kali ini dipandu oleh Siti Fatimah, dari kelas XII IPA 7. Acara diawali dari sambutan wakil kepala sekolah, Bapak Bambang Sutoyo, M. Pd. Kemudian dilanjutkan kata sambutan dari Hoshino, salah satu guru dari SMA Haruhigaoka. Beliau pun menjelaskan sedikit tentang sekolah mereka. Mulai dari kondisi pembelajarannya hingga kegiatan ekskul mereka seperti basket, kendo, sepak bola dan lain – lain. Beliau juga menyatakan betapa senangnya mereka mendapat sambutan yang baik dari tuan rumah.
Seusai sambutan dari guru – guru, dilanjutkan sambutan Ketua pelaksana acara sekaligus ketua Japan Club Moonzher, Ariq Nazalta. “saya sangat senang dengan kegiatan ini dan berharap dapat terus bekerja sama”, kata ariq dalam sambutannya. Ia juga menambahkan kalau ia berharap dapat diundang lagi ke Jepang.
Usai acara sambut menyambut, selanjutnya pihak SMA 2 Tangsel dan SMA Haruhigaoka saling bertukar cindera mata sebagai bentuk kenang – kenangan. Mereka memberikan sebuah manekineko, sebuah boneka berbentuk kucing yang sangat terkenal di Jepang.
Acara dilanjutkan dengan perkenalan diri. Dimulai dari siswa haruhigaoka. Mereka menyebutkan nama mereka satu per satu. Ada Souma, Hiro, Ui, Yoshino, Eri, Aoi, dan Yuna. Mereka juga menjelaskan hobi masing masing.
Usai acara perkenalan, mereka kemudian dibawa menuju DPR (di bawah pohon rindang) untuk diperkenalkan teknik membatik yang diperagakan oleh siswa Moonzher. Mereka dibimbing oleh Baskoro, siswa XII IPA 5. mereka diajarkan mulai dari membatik hingga mencolet, yaitu mewarnai batik dengan cat warna.
Pembuatan batik pun telah selesai dan kain dijemur. Sembari menunggu batik kering, Haruhigaoka, Mao ditanya pendapatnya mengenai cara membuat batik.
“Bikinnya lumayan sulit, tapi menyenangkan. Tapi pas melukis warnanya itu gampang”, ujar mao. “saya juga ingin membeli baju batik, namun harganya mahaaal banget” tambahnya.
Waktu makan siangpun datang, mereka pun segera mencari santapan makan siang. Namun agar tidak mengganggu ibadah sholat jumat, mereka memilih untuk makan di luar.
Sepulang dari makan siang dari makan, mereka kembali ke sekolah. Disini mereka akan masuk ke kelas bahasa Inggris, dan ikut belajar bersama. Di kelas, mereka dibagi menjadi 4 kelompok. Di setiap kelompok, mereka berdiskusi dengan siswa moonzher tentang berbagai hal di Indonesia. Ada yang membahas tentang flora dan fauna, ada yang membahas tentang kebisaaan orang Indonesia, dialek, dan makanan. Di kelompok yang membahas makanan, mereka disuguhi dengan ayam geprek dan es kepal Milo. Dua makanannya yang lagi ngetrend di kalangan anak-anak zaman now. Mereka mencoba mencicipi makanan tersebut. Mereka mengatakan kalau ayam geprek itu 10/10 dalam rasa pedas.
Setelah mereka selesai mengikuti pelajaran, mereka diajak ke GSG untuk presentasi tentang kegiatan mereka sehari hari di jepang.
Mao memulai presentasi dengan menu sarapan dia sehari - hari. Mereka menyampaikan beragam kegiatan mulai dari bangun tidur, sarapan hingga menjelaskan berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah mereka.
Presentaasi yang paling menarik adalah pemaparan Eri dan Yoshino yang membahas tentang penanganan masalah sampah. Tema ini merupakan bagian dari riset Sustainable Development Goals. Mereka memaparkan bahwa di Indonesia ada terlalu banyak plastik sampah. Mereka pun memberikan solusi utnuk menggunakan eco bag/shopping bag untuk mengurangi penggunaan plastik. Mereka turut memaparkan cara untuk membuat lebih banyak orang yang menggunakan eco bag. “Saya bertanya kepada orang di aeon mall, ‘apakah mereka tau tentang eco bag’ dan dia menjawab bahwa mereka tidak tahu”, kata Eri. Salah satu solusi yang mereka berikan adalah dengan membuat kantong plastik berbayar. Sehingga setiap orang harus membeli kantong plastik.
Lalu presentasi dilanjutkan dalam bentuk booth. Ada beberapa booth yang mereka sajikan. Ada tentang permainan khas jepang, makanan khas jepang, serta tradisi minum teh disana.
Usai saling memperkenalkan budaya dan kebiasaan anak Jepang dan anak Indonesia pada keseharian mereka di sekolah dan saat libuan, Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan seni dan budaya dari anak anak moonzher. Dimulai dari penampilan storytheater dari tim Moonzher English Society hingga penampilan Japan Club divisi Akustik yang menampilkan cover dari lagu yang berjudul “Sakura” dari Ikimonogakari. Lagu ini bercerita tentang dua orang kekasih yang harus berpisah setelah mereka lulus sekolah. Bunga sakura pun bertebaran mengiringi perpisahan mereka. dan perasaan mereka pun tersimpan dalam indahnya bunga sakura yang berwarna merah muda di musim semi.
Setelah penampilan mereka, kami pun diajak untuk menyanyi bagian reff lagu tersebut. Liriknya berbunyi “Sakura hirahira maiorite ochite, Yureru omoi no take wo dakiyoseta, Kimi ga kureshi tsuyoki, ano kotoba wa, Ima mo mune ni nokoru sakura maiyuku” yang berarti “Kelopak bunga sakura jatuh berguguran. Mendekap setiap perasaan yang berdebar. Kata-kata yang kau berikan kepadaku dengan kuat itu. Bahkan kini masih tersisa, bunga sakura pun menari-nari”. Kami semua bernanyi dengan penuh semangat.
Ternyata panitia sudah menyiapkan sesuatu yang rahasia. Setelah penampilan akustik selesai, Syahlan, gitaris dari JC Akustik, memberikan aba aba kepada para penonton. Kami pun menjawab aba – aba tersebut dan kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Mao dan Yuna yang baru saja berulang tahun. Kami memberikan kado kepada mereka berdua.
Usai acara sebelum mereka meninggalkan sekolah, salah seorang siswa diminta pendapatnya mengenai acara sepanjang pagi hingga sore ini di sekolah.
“Acara ini sangat seru, Saya cinta Indonesia, Saya harap saya bisa kembali ke sini”, ujar Ui. “Saya sangat terkejut dengan materi pelajaran disini dan seberapa lancarnya siswa sini dalam berbahasa Inggris dan Jepang”, tambah Souma, salah satu murid yang berhasil kami wawancara.
Sebelum meninggalkan sekolah, rombongan menuju lobi untuk berfoto untuk terakhir kalinya dan mengucapkan selamat tinggal. Tak lupa kami bertukar id instagram dan saling men-followI satu sama lain.
Akhirnya sampailah waktu dimana mereka harus naik kedalam bis. Sembari mengantarkan bis mereka keluar sekolah, kami menyanyikan lagu sayonara. Lambat laun bis pun semakin jauh hingga akhirnya menghilang di cakrawala.
Selamat tinggal kawan. Semoga pertemuan kita hari ini dapat berlajut dimasa depan. Terima kasih atas hari yang menyenangkan ini.
Hari Jumat(10/8) SMA Negeri 2 Tangerang Selatan kedatangan tamu dari negeri matahari terbit, Jepang. Acara ini merupakan kunjungan balasan dari siswa – siswi Moonzher yang tahun lalu datang ke SMA Haruhigaoka. Ini kali kedua Haruhigaoka sebagai bentuk kerjasama diantara kedua sekolah sahabat.
Kedatangan siswa siswi Haruhigaoka disambut dengan tarian selayang pandang oleh tim Getarnas moonzher. Siswa Haruhigaoka pun juga turut diajak untuk menari bersama. Usai acara penyambutan, rombongan diajak menuju ke Gedung Serba Guna untuk disuguhi acara utama.
Acara kali ini dipandu oleh Siti Fatimah, dari kelas XII IPA 7. Acara diawali dari sambutan wakil kepala sekolah, Bapak Bambang Sutoyo, M. Pd. Kemudian dilanjutkan kata sambutan dari Hoshino, salah satu guru dari SMA Haruhigaoka. Beliau pun menjelaskan sedikit tentang sekolah mereka. Mulai dari kondisi pembelajarannya hingga kegiatan ekskul mereka seperti basket, kendo, sepak bola dan lain – lain. Beliau juga menyatakan betapa senangnya mereka mendapat sambutan yang baik dari tuan rumah.
Seusai sambutan dari guru – guru, dilanjutkan sambutan Ketua pelaksana acara sekaligus ketua Japan Club Moonzher, Ariq Nazalta. “saya sangat senang dengan kegiatan ini dan berharap dapat terus bekerja sama”, kata ariq dalam sambutannya. Ia juga menambahkan kalau ia berharap dapat diundang lagi ke Jepang.
Usai acara sambut menyambut, selanjutnya pihak SMA 2 Tangsel dan SMA Haruhigaoka saling bertukar cindera mata sebagai bentuk kenang – kenangan. Mereka memberikan sebuah manekineko, sebuah boneka berbentuk kucing yang sangat terkenal di Jepang.
Acara dilanjutkan dengan perkenalan diri. Dimulai dari siswa haruhigaoka. Mereka menyebutkan nama mereka satu per satu. Ada Souma, Hiro, Ui, Yoshino, Eri, Aoi, dan Yuna. Mereka juga menjelaskan hobi masing masing.
Usai acara perkenalan, mereka kemudian dibawa menuju DPR (di bawah pohon rindang) untuk diperkenalkan teknik membatik yang diperagakan oleh siswa Moonzher. Mereka dibimbing oleh Baskoro, siswa XII IPA 5. mereka diajarkan mulai dari membatik hingga mencolet, yaitu mewarnai batik dengan cat warna.
Pembuatan batik pun telah selesai dan kain dijemur. Sembari menunggu batik kering, Haruhigaoka, Mao ditanya pendapatnya mengenai cara membuat batik.
“Bikinnya lumayan sulit, tapi menyenangkan. Tapi pas melukis warnanya itu gampang”, ujar mao. “saya juga ingin membeli baju batik, namun harganya mahaaal banget” tambahnya.
Waktu makan siangpun datang, mereka pun segera mencari santapan makan siang. Namun agar tidak mengganggu ibadah sholat jumat, mereka memilih untuk makan di luar.
Sepulang dari makan siang dari makan, mereka kembali ke sekolah. Disini mereka akan masuk ke kelas bahasa Inggris, dan ikut belajar bersama. Di kelas, mereka dibagi menjadi 4 kelompok. Di setiap kelompok, mereka berdiskusi dengan siswa moonzher tentang berbagai hal di Indonesia. Ada yang membahas tentang flora dan fauna, ada yang membahas tentang kebisaaan orang Indonesia, dialek, dan makanan. Di kelompok yang membahas makanan, mereka disuguhi dengan ayam geprek dan es kepal Milo. Dua makanannya yang lagi ngetrend di kalangan anak-anak zaman now. Mereka mencoba mencicipi makanan tersebut. Mereka mengatakan kalau ayam geprek itu 10/10 dalam rasa pedas.
Setelah mereka selesai mengikuti pelajaran, mereka diajak ke GSG untuk presentasi tentang kegiatan mereka sehari hari di jepang.
Mao memulai presentasi dengan menu sarapan dia sehari - hari. Mereka menyampaikan beragam kegiatan mulai dari bangun tidur, sarapan hingga menjelaskan berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah mereka.
Presentaasi yang paling menarik adalah pemaparan Eri dan Yoshino yang membahas tentang penanganan masalah sampah. Tema ini merupakan bagian dari riset Sustainable Development Goals. Mereka memaparkan bahwa di Indonesia ada terlalu banyak plastik sampah. Mereka pun memberikan solusi utnuk menggunakan eco bag/shopping bag untuk mengurangi penggunaan plastik. Mereka turut memaparkan cara untuk membuat lebih banyak orang yang menggunakan eco bag. “Saya bertanya kepada orang di aeon mall, ‘apakah mereka tau tentang eco bag’ dan dia menjawab bahwa mereka tidak tahu”, kata Eri. Salah satu solusi yang mereka berikan adalah dengan membuat kantong plastik berbayar. Sehingga setiap orang harus membeli kantong plastik.
Lalu presentasi dilanjutkan dalam bentuk booth. Ada beberapa booth yang mereka sajikan. Ada tentang permainan khas jepang, makanan khas jepang, serta tradisi minum teh disana.
Usai saling memperkenalkan budaya dan kebiasaan anak Jepang dan anak Indonesia pada keseharian mereka di sekolah dan saat libuan, Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan seni dan budaya dari anak anak moonzher. Dimulai dari penampilan storytheater dari tim Moonzher English Society hingga penampilan Japan Club divisi Akustik yang menampilkan cover dari lagu yang berjudul “Sakura” dari Ikimonogakari. Lagu ini bercerita tentang dua orang kekasih yang harus berpisah setelah mereka lulus sekolah. Bunga sakura pun bertebaran mengiringi perpisahan mereka. dan perasaan mereka pun tersimpan dalam indahnya bunga sakura yang berwarna merah muda di musim semi.
Setelah penampilan mereka, kami pun diajak untuk menyanyi bagian reff lagu tersebut. Liriknya berbunyi “Sakura hirahira maiorite ochite, Yureru omoi no take wo dakiyoseta, Kimi ga kureshi tsuyoki, ano kotoba wa, Ima mo mune ni nokoru sakura maiyuku” yang berarti “Kelopak bunga sakura jatuh berguguran. Mendekap setiap perasaan yang berdebar. Kata-kata yang kau berikan kepadaku dengan kuat itu. Bahkan kini masih tersisa, bunga sakura pun menari-nari”. Kami semua bernanyi dengan penuh semangat.
Ternyata panitia sudah menyiapkan sesuatu yang rahasia. Setelah penampilan akustik selesai, Syahlan, gitaris dari JC Akustik, memberikan aba aba kepada para penonton. Kami pun menjawab aba – aba tersebut dan kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Mao dan Yuna yang baru saja berulang tahun. Kami memberikan kado kepada mereka berdua.
Usai acara sebelum mereka meninggalkan sekolah, salah seorang siswa diminta pendapatnya mengenai acara sepanjang pagi hingga sore ini di sekolah.
“Acara ini sangat seru, Saya cinta Indonesia, Saya harap saya bisa kembali ke sini”, ujar Ui. “Saya sangat terkejut dengan materi pelajaran disini dan seberapa lancarnya siswa sini dalam berbahasa Inggris dan Jepang”, tambah Souma, salah satu murid yang berhasil kami wawancara.
Sebelum meninggalkan sekolah, rombongan menuju lobi untuk berfoto untuk terakhir kalinya dan mengucapkan selamat tinggal. Tak lupa kami bertukar id instagram dan saling men-followI satu sama lain.
Akhirnya sampailah waktu dimana mereka harus naik kedalam bis. Sembari mengantarkan bis mereka keluar sekolah, kami menyanyikan lagu sayonara. Lambat laun bis pun semakin jauh hingga akhirnya menghilang di cakrawala.
Selamat tinggal kawan. Semoga pertemuan kita hari ini dapat berlajut dimasa depan. Terima kasih atas hari yang menyenangkan ini.